Revaluasi : Pengertian, Pengaruh, Dampak dan Contoh Kebijakan Revaluasi Lengkap

Posted on

Pengertian, Pengaruh, Dampak dan Contoh Kebijakan Revaluasi – Pengertian Revaluasi adalah meningkatnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri. Jika hal tersebut terjadi, maka pemerintah melakukan intervensi agar nilai mata uang dalam negeri tetap stabil. Istilah revaluasi lebih sering dikaitkan dengan meningkatnya nilai uang suatu negara terhadap nilai mata uang asing.

Revaluasi juga diartikan sebagai suatu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan nilai mata uang dalam negeri (Rupiah) terhadap mata uang asing.

Revaluasi bisa terjadi karena adanya kebijakan pemerintah untuk memperbaiki perekonomian. Dengan kata lain, ada intervensi yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjaga nilai mata uang dalam negeri tetap stabil.

Secara umum, kebijakan revaluasi menandakan bahwa perekonomian negara semakin membaik. Tapi disisi lain, kebijakan revaluasi dapat memberikan dampak positif dan juga negatif pada ekonomi masyarakat terutama pada bisnis ekspor-impor. Singkatnya revaluasi bisa berdampak pada nilai tukar rupiah sehingga mempengaruhi besaran harga yang harus dibayarkan atau diterima pebisnis ekspor-impor.

Pengaruh Revaluasi Terhadap Bisnis

Bagi masyarakat awam, perubahan nilai tukar rupiah sebesar Rp 100 tidak berarti apa-apa, tapi ini bisa mempengaruhi total belanja negara ke luar negeri menjadi lebih hemat sekitar Rp 600 milyar. Sehingga umumnya kebijakan revaluasi dirasakan oleh para pebisnis yang bekerja pada bidang ekspor-impor karena melibatkan nilai tukar rupiah.

Berikut beberapa studi kasus mengenai pengaruh revaluasi terhadap bisnis, diantaranya yaitu:

Kasus Ekspor
Pada kasus ekspor kebijakan revaluasi dapat memberikan dampak negatif. Saat anda menjual produk bisnis ke luar negeri dengan harga produk sebesar Rp 15 juta dengan nilai tukar awalnya sebesar Rp 15.000, maka anda akan menerima uang dollar sebesar $1.000.

Tapi jika terjadi kebijakan revaluasi, uang dollar yang anda terima pada nilai tukar Rp 14.000 akan lebih kurang dari $1000. Hal ini tentu akan merugikan perusahaan karena produk yang dijual menjadi turun harga jualnya di mata asing.

Kasus Impor
Jika perusahaan yang anda miliki memerlukan bahan baku produksi dari luar negeri, maka anda akan diuntungkan dengan adanya kebijakan revaluasi. Misalnya jika biasanya anda membeli bahan baku dengan harga $1.000 dengan nilai tukar rupiah saat ini adalah Rp 15.000, maka anda perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 15 juta.

Tapi jika terjadi revaluasi dan nilai tukar menguat menjadi Rp 14.000, maka uang yang anda keluarkan untuk impor berkurang menjadi Rp 14 juta. Sehingga pada kasus importir, kebijakan revaluasi dibilang menguntungkan.

Kasus Saham
Kebijakan revaluasi juga mempengaruhi nilai tukar rupiah terhadap harga saham perusahaan. Akan tetapi pada kasus harga saham, nilai tukar rupiah tidak memberikan dampak secara langsung.

Revaluasi bisa memberikan pengaruh positif bagi para pemilik saham jika dilihat pada jangka waktu tertentu. Sehingga jika anda ingin mengambil keputusan dalam trader, tidak bisa menggunakan informasi nilai tukar rupiah dalam satu hari saja.

Dampak Positif dan Negatif Revaluasi

Suatu kebijakan revaluasi dibuat untuk kepentingan ekonomi negara dalam jangka panjang. Jika nilai rupiah di Indonesia cukup stabil dalam jangka waktu yang lama, berarti pertumbuhan ekonomi negara semakin membaik. Ditambah pada neraca perdagangan bisa dikatakan surplus atau defisit tergantung nilai tukar rupiah. Namun, di sisi lain kebijakan revaluasi akan berdampak negatif bagi para pebisnis yakni pada daya saing dan keuntungan para pengusaha di dalam negeri yang melakukan kegiatan ekspor-impor.

Dengan adanya revaluasi, maka akan membuat harga barang lokal menjadi lebih murah di pasar internasional. Akibatnya, pengusaha lokal akan mendapat tekanan untuk meningkatkan produktivitas, melakukan kegiatan promosi barang lebih besar agar bisa bersaing di pasar internasional, juga menurunkan harga barang.

Contoh Revaluasi

Misalnya, sebuah perusahaan garmen Indonesia dengan merk Jaya merupakan pengekspor kain ke berbagai negara di Eropa. Semua transaksi menggunakan mata uang USD.

Pada bulan Februari 2019 nilai tukar USD 1 = Rp15000,-
Di bulan April 2019, pemerintah Indonesia mengambil kebijakan revaluasi sehingga nilai tukar USD1 = Rp14000,-

Pada bulan Februari 2019, jika negara A ingin membeli produk perusahaan Jaya senilai Rp1.000.000,- maka negara A harus membayar Rp1.000.000 x (USD1/Rp15000) = USD 66.66

Namun, setelah adanya kebijakan revaluasi, maka nilai transaksi tersebut berubah menjadi Rp1.000.000 x (US$1/Rp14000) = USD 71.428

Itulah artikel tentang Revaluasi : Pengertian, Pengaruh, Dampak dan Contoh Kebijakan Revaluasi Lengkap . Semoga bermanfaat.